Prancis Terbuka 2025: Amelie Mauresmo menanggapi kritik tentang sesi malam Roland Garros

## Mauresmo Membalas Kritik Sesi Malam Roland Garros 2025: Bukan Soal “Layak” atau TidakParis, Prancis – French Open 2025 kembali bergulir dengan hiruk pikuknya, namun di balik gemuruh sorak sorai penonton dan gemerlap lampu lapangan Philippe Chatrier, terselip perdebatan lama yang kembali mencuat: sesi malam.

Tahun ini, sorotan kembali tertuju pada Amelie Mauresmo, Direktur Turnamen, yang harus menghadapi gelombang kritik terkait minimnya pertandingan tunggal putri yang dijadwalkan pada slot prime time tersebut.

Tuduhan bahwa pemilihan jadwal ini mengimplikasikan pemain putri tidak “layak” mendapatkan sorotan utama, dengan tegas dibantah oleh Mauresmo.

Dalam konferensi pers eksklusif yang kami hadiri, ia menyatakan dengan nada serius, “Ini bukan tentang ‘layak’ atau tidak.

Ini tentang membuat keputusan terbaik untuk turnamen secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor.

“Mauresmo menjelaskan bahwa faktor-faktor tersebut meliputi daya tarik pertandingan bagi penonton televisi, potensi kehadiran penonton di stadion, dan kebutuhan untuk menyeimbangkan jadwal secara keseluruhan.

Ia mengakui bahwa tahun-tahun sebelumnya, fokus utama adalah menampilkan pertandingan yang diyakini akan menarik rating tertinggi, yang sayangnya seringkali jatuh pada pertandingan putra.

“Kami belajar dari pengalaman masa lalu,” lanjut Mauresmo.

“Kami menyadari bahwa kami perlu lebih bijaksana dalam pendekatan kami.

Ini bukan berarti mengabaikan pemain putri, tetapi lebih tentang mencari cara untuk menampilkan pertandingan-pertandingan terbaik, terlepas dari gender.

“Namun, penjelasan ini tidak sepenuhnya meredakan kritik.

Banyak yang berpendapat bahwa kurangnya representasi putri dalam sesi malam justru memperpetuasi persepsi bahwa pertandingan mereka kurang menarik, sebuah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

Statistik menunjukkan bahwa pada French Open 2024, hanya satu pertandingan tunggal putri yang dijadwalkan pada sesi malam, sebuah angka yang dianggap memprihatinkan oleh banyak pihak.

Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya melihat perdebatan ini dari dua sisi.

Di satu sisi, saya memahami tekanan yang dihadapi Mauresmo untuk memaksimalkan keuntungan dan menarik audiens.

Sesi malam adalah aset berharga, dan sudah sewajarnya ia ingin menampilkannya sebaik mungkin.

Namun, di sisi lain, saya percaya bahwa French Open memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan kesetaraan gender dalam olahraga.

Memberikan lebih banyak kesempatan kepada pemain putri untuk bersinar di sesi malam bukan hanya soal keadilan, tetapi juga tentang menginspirasi generasi muda atlet putri.

Mungkin solusinya terletak pada pendekatan yang lebih inovatif.

Misalnya, French Open dapat mencoba menampilkan pertandingan campuran atau ganda pada sesi malam, atau bahkan memberikan kesempatan kepada pemain putri yang sedang naik daun untuk membuktikan diri.

Pada akhirnya, ini bukan hanya tentang jadwal pertandingan.

Ini tentang mengubah persepsi dan menciptakan lingkungan di mana pemain putri dihargai dan diakui sama seperti pemain putra.

Amelie Mauresmo memiliki kesempatan emas untuk memimpin perubahan ini di Roland Garros 2025.

Semoga ia dapat mengambilnya dengan tangan terbuka.